Nama Silek Kumango untuk kalangan persilatan tanah air bukanlah nama asing lagi apalagi nama perguruan besar seperti Baringin Sakti atau Satria Muda Indonesia (SMI) mengembangkan ilmu silat dari aliran Silek Kumango ini. Itu sebabnya mengapa pada diskusi Silat bulan April yang diadakan oleh FP2STI (forum pencinta & pelestari silat tradisional indonesia) topik Silek Kumango menjadi salah satu bahan diskusi yang di usung.
Laksana gayung bersambut keinginan FP2STI ini di amini oleh pihak IPSI kabupaten tanah datar yang secara sukarena mengirimkan para datuk dan pendekar silatnya untuk berbagi ilmu silek kumango kepada para anggota komunitas SilatIndonesia.com.
Bertempat di padepokan pecak silat pada tanggal 28 April 2007 kemarin dilaksanakanlah diskusi silek kumango ini dengan dihadiri oleh kurang lebih 50 orang anggota milis silatindonesia@yahoogroups.com.
Sebagai nara sumber pada diskusi ini adalah Para Datuk dan Guru Gadang serta para khalifah dari silek kumango dari batu sangkar (Guru Gadang Bapak Lazuardi Malin Maranjo, Guru Tuo Lesmandri, Bapak Agustri Mulyono dan dikomandani oleh Bapak Ahlim Nurhasan dari Limpapeh).
Diskusi berjalan dengan sangat santai dan penuh kekeluargaan, dan ternyata kesiapan para nara sumber untuk membawakan acara dengan sebaik baiknya sangat terasa sekali terbukti ketika di jelaskan oleh pak Agustri tentang falsafah dan konsep yang di yakini oleh Aliran Silek tua sangatlah kelas dan detail sekali dari mulai unsur budaya dan unsur beladirinya.Dimulai dengan penjelasan aliran silat yang ada d idaerah kabupaten tanah datar yang diantaranya adalah Silek Tuo, Silek Lintau, Silek Sungai Patai dan Aliran silek Kumango meliputi lokasi dan ciri khas masing masing aliran ini.
Kemudian dijelaskan oleh pak Tri mengenai aliran kumango itu sendiri di ciptakan oleh seorang Syeh yang menyebabkan gerakan silatnya tidak ada yang mengikuti gerakan binatang seperti yang dikenal di aliran silek Minang (Silek Harimau, Silek Buayo).
Syeh Kumango (1782-1932) yang terlahir di nagari kumango menciptakan aliran silek kumango ini dengan jurus – jurusnya yang terdiri atas :
- Jurus pertama: Elakan (kiri luar, dalam)
- Jurus kedua: elakan (kanan luar, dalam)
- Jurus ke tiga: Sambuik Pisau
- Jurus ke empat : Rambah
- Jurus ke lima: Cancang
- Jurus ke enam: Ampang
- Jurus ke tujuh: lantak siku
- Jurus ke delapan : Patah Tabu
- Jurus ke sembilan : Sandang
- Jurus ke sepuluh: Ucak Tanggung
- Jurus ke sebelas: Ucak lapeh
Dijelaskan pula oleh pak Tri untuk dapat menjadi murid Kumango maka calon murid sebelum belajar haruslah menyerahkan beberapa syarat sebelum di ambil sumpah oleh guru, adapun syarat-syaratnya adalah:
- Membawa Lado Jo garam (membawa cabai dan Garam), ini mengandung makna kepandaian yang di peroleh haruslah pedasnya melebihi cabai dan asinnya melebihi garam.
- Membawa Pisau tumpul, Ini bermakna proses belajar dan ilmu yang dipelajari yang harus diasah terus menerus hingga tajam dan setelah itu haruslah disimpan dipakai bila diperlukan saja
- Kain Kafan Putih, ini bermakna kepasrahan diri pada sang kholik dan kesadaran bahwa padanyalah kita akan kembali
- Jarum panjaik jo Banang (Jarum dan Benang), ini bermakna Hidup yang efisien dan tidak boros
- Bareh Sacupak (beras 1 liter), ini bermakna jangan upaya mandiri dan menyusahkan guru ketika hari pertama berlatih
- Ayam Batino (ayam betina) ini bermakna sebagai perbaikan gizi ketika berlatih, ayam di pelihara oleh guru dan telurnya di makan setelah berlatih
Setelah penjelasan yang sangat menarik dari aspek budaya ini acara di lanjutkan dengan istirahat dan sharat serta makan siang bersama. Sehingga sampailah pada acara utama yaitu workshop dan demo jurus jurus Kumango yang istimewa.
Demo jurus dilakukan oleh Guru gadang Lazuardi Malin Maranjo dan Guru Tuo Lesmandri dengan penuh semangat dan sangat mempesona, dimulai dengan mendemokan ke 11 jurus utama kumango di tambah dengan jurus 12 yang merupakan hasil pengembagan dari para guru gadang. Kemudian di lanjutkan dengan diskusi hangat seputar teknik jurus dan prinsip jurus di silek kumango seperti konsep langkah ampek yang mencerminkan huruf Alif, Lam ,Lam Ha dalam tulisan Arab yang berarti Alloh.
Tak terasa waktu berjalan demikian pesat sampai di akhir acara dan diakhiri dengan penyerahan plakat dan senjata kurambi sebagai ucapan terimakasih dari FP2STI kepada pihak IPSI kabupaten tanah datar, kemudian pemda kabupaten dan para guru yang diserahkan oleh Eko Hadi sebagai ketua FP2STI. Acara di tutup dengan photo bersama dengan para anggota Forum silat indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar